Tuesday, January 1, 2019

Books Review: Dare To Lead

Dare to Lead adalah karya inspiratif dari Brené Brown yang mengeksplorasi kepemimpinan berbasis keberanian dan kerentanan. Buku ini mengajak para pemimpin di berbagai level untuk mendobrak budaya kerja yang defensif dan mendorong pentingnya kejujuran, keberanian, dan empati dalam lingkungan kerja. Brown membangun argumen bahwa pemimpin yang berani adalah mereka yang mampu "berani rentan" dalam menghadapi ketidakpastian dan risiko emosional, tanpa menyembunyikan diri di balik topeng kekuatan atau kesempurnaan.

Dalam buku ini, Brown menjelaskan bahwa keberanian sejati dalam kepemimpinan bukanlah tentang menang atau kalah, tetapi tentang memiliki keberanian untuk muncul dan hadir, meskipun tidak dapat mengontrol hasil. Melalui penelitian yang mendalam dan wawancara dengan para pemimpin dunia, Brown memetakan empat keterampilan utama dalam membangun kepemimpinan yang berani, yaitu:

  1. Rumbling with Vulnerability (Berdamai dengan Kerentanan): Keterampilan untuk menghadapi percakapan sulit dengan jujur dan terbuka, meskipun itu berarti menunjukkan kerentanan.

  2. Living into Our Values (Menjalankan Nilai-Nilai): Pemimpin yang kuat harus mampu menyesuaikan tindakan mereka dengan nilai-nilai yang mereka yakini, bukan hanya sekedar berbicara tentangnya.

  3. Braving Trust (Membangun Kepercayaan): Brown menekankan pentingnya membangun kepercayaan melalui tindakan kecil namun konsisten yang menunjukkan integritas.

  4. Learning to Rise (Belajar Bangkit): Keberanian memimpin juga berarti mampu bangkit setelah mengalami kegagalan atau kemunduran.

Salah satu tema utama dalam Dare to Lead adalah perlawanan terhadap budaya organisasi yang dipenuhi rasa takut dan malu. Brown dengan jelas menunjukkan bagaimana budaya semacam itu menghambat inovasi, kreativitas, dan hubungan yang sehat di tempat kerja. Melalui narasi yang kuat dan contoh konkret, Brown memberikan pembaca strategi praktis untuk menjadi pemimpin yang lebih berani, autentik, dan penuh empati.

Buku ini sangat relevan bagi pemimpin di segala bidang, baik di dunia korporat, pendidikan, maupun organisasi sosial. Brown tidak hanya menawarkan teori, tetapi juga praktik yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.

Lalu, Apa Contoh dari Dare to Lead?

Dalam buku Dare to Lead, Brené Brown memberikan berbagai contoh keberanian pemimpin yang relevan dengan dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh keberanian pemimpin yang bisa diambil dari buku tersebut:

1. Berani Menghadapi Percakapan Sulit

Salah satu bentuk keberanian seorang pemimpin adalah kemampuannya untuk tidak menghindari percakapan yang sulit atau tidak nyaman. Brown menyebut ini sebagai "rumbling with vulnerability" atau berdamai dengan kerentanan. Sebagai contoh, seorang pemimpin yang memberikan umpan balik jujur dan konstruktif kepada anggota tim yang berkinerja rendah, meskipun itu tidak mudah, adalah bentuk keberanian. Alih-alih menghindari konflik atau hanya bersikap "baik" demi kenyamanan, pemimpin berani ini memilih untuk terbuka dan jujur, demi perkembangan tim dan individu tersebut.

2. Membangun Kepercayaan Melalui Keberanian

Keberanian juga terlihat ketika seorang pemimpin berani memercayai timnya dan membangun lingkungan yang aman bagi mereka untuk berinovasi, mencoba hal baru, dan bahkan gagal. Misalnya, seorang CEO yang memberikan kebebasan kepada timnya untuk bereksperimen dengan ide-ide baru tanpa takut akan dihukum jika gagal. Hal ini tidak hanya membangun budaya kepercayaan, tetapi juga mendorong kreativitas dan inovasi.

3. Meminta Maaf dan Mengakui Kesalahan

Pemimpin yang berani adalah mereka yang tidak takut mengakui kesalahan dan meminta maaf ketika diperlukan. Sebagai contoh, seorang manajer yang melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan atau penilaian, lalu secara terbuka mengakui kesalahan tersebut di depan timnya, menunjukkan tingkat kerendahan hati dan keberanian yang tinggi. Ini menciptakan rasa saling percaya dan teladan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar.

4. Melawan Budaya Ketakutan

Brown juga memberikan contoh pemimpin yang berani menentang budaya organisasi yang penuh dengan rasa takut atau kebiasaan yang tidak sehat. Sebagai contoh, seorang pemimpin yang berani menentang kebijakan yang tidak adil atau yang memperkuat ketidaksetaraan di tempat kerja, bahkan jika hal itu membuatnya tidak populer di mata atasan atau kolega. Mereka berani mengedepankan nilai-nilai keadilan dan integritas meskipun ada risiko pribadi.

5. Berani Memimpin dengan Empati

Keberanian tidak hanya terkait dengan tindakan tegas, tetapi juga dengan kemampuan memimpin dengan hati. Seorang pemimpin yang berani menunjukkan empati terhadap anggota timnya, memahami tantangan pribadi yang mereka hadapi, dan menawarkan dukungan saat dibutuhkan. Misalnya, seorang manajer yang memahami bahwa seorang karyawan membutuhkan fleksibilitas karena masalah keluarga, dan memberikan dukungan tanpa menghakimi, menunjukkan keberanian dalam memprioritaskan kemanusiaan di tempat kerja.

6. Mengambil Risiko dengan Inovasi

Pemimpin yang berani tidak takut mengambil risiko untuk mencoba pendekatan atau solusi baru. Mereka menginspirasi tim mereka untuk berpikir kreatif dan berani mencoba ide-ide yang berbeda. Misalnya, seorang direktur perusahaan yang memutuskan untuk menginvestasikan sumber daya dalam proyek yang inovatif meskipun ada ketidakpastian, karena mereka percaya bahwa perubahan diperlukan untuk pertumbuhan jangka panjang.

Dalam semua contoh ini, Brown menekankan bahwa keberanian dalam kepemimpinan bukan tentang menjadi tidak takut, tetapi tentang bersedia menghadapi ketidakpastian, kerentanan, dan risiko, sambil tetap setia pada nilai-nilai yang diyakini.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search